Selama 6 tahun
sudah akmal menyelesaikan sekolah dasar ,iapun melanjutkan kejenjang berikutnya
,pilihan demi pilihan sekolah menyelinap di benaknya,mulai dari SMP NEGRI favorit,hingga
SMP SWASTA favorit,namun itu semua di tantang oleh kedua orang tuanya,mereka
lebih mengnginkan Akmal mengenyam ilmu di pondok pesantren saja,karena mereka
ingin sang anak mendalami ilmu agama,iapun tak dapat berkila dan membantah,
baginya restu orang tua adalah restu illahi,maka dari itu ‘akmal bertekad lebih
mendengarkan dan mengikuti semua saran orang tua.
Sebuah pesantren yang terletak di kabupaten
Kampar ,kota bangkinang itulah yang menjadi pilihan mereka, Akmalpun mendaftar
di pesantren tersebut,beberapa lama menjalani test ,pengumumanpun tertera di mading,di
antara ribuan pendaftar ,nama akmal terselip di antaranya, akhirnya akmalpun
resmi terdaftar sebagai santri di pondok pesantren tersebut.
Menuntut ilmu di
pondok pesantren,itu berarti akmal harus menginap di sana ,segala aturan dan
peraturan harus ia patuhi dan taati, menjelang keberangkatannya ke pondok
pesantren itu’ akmalpun bernaustalgia bersama keluarga tercinta, seminggu lagi
saja akmal akan meninggalkan istananya ini, keluarga yang sangat ia sayang,ayah
dan ibu tempat nya menopa,adik dan kakak tempatnya berbagi cinta, mereka semua
akan ia tinggalkan untuk sementara waktu.
Ransel telah
sedia,koper telah tertata,”akmal akan pergi menuju pesantren idaman orang
tuanya itu” dengan berat hati,dengan rasa kurang percaya diri,ia langkahkan
niat ini dengan belajar untuk ikhlas,ini adalah yang terbaik bagi orang
tuaku,maka ini pulalah yang terbaik bagiku!begitu katanya!
Dengan langkah
kaki yang pasti ‘ sang ayah mengoyongnya ,mengantarkannya ke pondok pesantren itu,dengan
telah terdaftarnya Akmal sebagai santri di pondok pesantren ini, maka kini ia
hanya tinggal mencari asrama tempatnya tinggal.ayahnyapun pulang setelah
selesai mengurus semua keperluan dan kebutuhannya di pondok, kini tinggal lah
ia sendiri merasakan suasana yang serba baru itu.
Seminggu berlalu
Akmal menjadi santri di pondok pesantren ini,ia merasakan perubahan yang amat
drastis pada dirinya,mulai dari cuci pakaian sendiri,semua serba sendiri,hingga
bangunpun haruslah subuh buta,semua ia jalani dengan penuh rasa
syukur,tapi’kesemuanya itu tidak bertahan lama,semuanya itu ia jalani hanya
dalam kurun waktu 2 tahun saja.
Terkekang,terikat
oleh peraturan-peraturan yang ada,itulah yang membuatnya tak betah bertahan
lama di sini,ia ingin pergi jauh dari semua ini,ia ingin hindari
peraturan-peraturan itu,ia ingin kabur meninggalkan peraturan yang mengikatkan
itu.
Kelas 3
sudah ia duduki saat ini,Akmal memantapkan pilihan untuk meninggalkan asrama
dan ngekost di kediaman ibu Upik, makan,tidur dan bergaul dengan keluarganya ia
alami .
Di sinilah
mulainya rona kemungkiran dari ridho allah,ia menantang scenario allah,ia
acuhakan arahan orang tuanya,namun apalah dayanya,yang hanya sebagai manusia
penuh khilaf,ia bergelut di rana bebas pergaulan’ ia merasakan dunia yang penuh
warna warni dengan gemerlapnya dunia malam.
Semua kegiatan
pondok ia abaikan’ ia sibuk dengan dirinya sendiri,bermain,berhura,dan berleha
yang lebih penting olehnya” alhasil surat panggilan demi surat panggilan meluncur
ketangan orang tuanya, Akmal memang anak yang tidak tau binaan.!
Kini ujian nasional (UN) telah di depan
mata,mau tidak mau Akmal akan melaksanakan ujian tersebut, untungnya, dewi fortuna
masih berpihak padanya’ ia lulus pada ujian tersebut,dan orang tuanyapun berniat
ingin memindahkannya kesekolah lain saja,berhubung tingkahnya yang semakin
menjadi, iapun kembali pada usulan orang tuanya.
Akmalpun
hengkang dari pondok pesantren yang mengagungkan nilai keislaman itu,tadinya Akmal
ingin langsung bekerja saja,lantaran orang tuanya berkeinginan menyekolahkannya
hingga setinggi mungkin.Akmal hijrah dari kota serambi makkah itu ke salah satu
sekolah menengah atas di pangkalan baru kecamatan siak hulu, ia bersekolah di
sana dan belajar bak siswa teladan yang berperangai budiman!..
Apa yang kini ada di
fikirannya?”Akmal memang tak menginginkan sekolah pesantren dulunya ,tapi kini
setelah ia bersekolah di tempat yang ia inginkan,ia tetap merasa belum puas, ia
ingin mencari kegiatan baru di luar sekolah,ia ingin mencari kesibukan di
sela-sela sekolahnya.
Beberapa lama
bertahap, Akmalpun mulai berfikir luwes ,dan mengerti akan kehidupan yang fana
ini,beranjak dari fikiran dewasa,langkah yang positif, ia bertekad untuk
mengambil keputusan yang amat memantapkan hati.
Di sela-sela studinya, ia ingin mencari warna
baru di dalam dirinya,ia mencoba untuk menggerakkan tangannya pada seuntai
kegiatan.Bang rizal menawarkan kegiatan ringan kepadanya,tentu saja tawaran itu
ia terima dengan senang hati ,meskipun dengan upah secukupnya, tapi ia berusaha
bergiat mengembangkan kegiatan tersebut, tentu saja kegiatan ini tidak mengganggu
sekolahnya.
Pundi-pundi rupiahpun ia dapatkan” Akmal
menabung uang tersebut ,meskipun tak seberapa besar, ia berusaha untuk
meringankan beban orang tuanya, syukur Alhamdulillah semua menuai hasil .orang tuanyapun
bangga dengan keadaannya kini, Akmal kini menjadi apa yang ia inginkan,meski
belum apa-apa, tapi ia berusaha menjadi manusia serba guna,dengan hidup yang
sekarang ini ,ia bertekad menjadi pejuang keluarga yang berbakti,pergaulanpun
yang baik-baik saja. Akmal yakin semua yang terjadi memang ada hikmahnya ‘ roda
yang selama ini berputar akan tetap dan selalu berputar, ia sudah cukup
memahami sisi luar dari kehidupan yang fana ini.
Orang tua ku sayang
“… aku takkan lagi bantah keinginan kalian, aku akan selalu menjadi anak yang
berbakti pada kalian, dan terus menjadi anak yang soleh serta merta tak buat
sensasi yang meradang restu kalian lagi// . . .
16 november 2012,M.Albar.Jalil