Friday, 16 November 2012

Skenario Lukisan Penuh Hikmah


       Selama 6 tahun sudah akmal menyelesaikan sekolah dasar ,iapun melanjutkan kejenjang berikutnya ,pilihan demi pilihan sekolah menyelinap di benaknya,mulai dari SMP NEGRI favorit,hingga SMP SWASTA favorit,namun itu semua di tantang oleh kedua orang tuanya,mereka lebih mengnginkan Akmal mengenyam ilmu di pondok pesantren saja,karena mereka ingin sang anak mendalami ilmu agama,iapun tak dapat berkila dan membantah, baginya restu orang tua adalah restu illahi,maka dari itu ‘akmal bertekad lebih mendengarkan dan mengikuti semua saran orang tua.


        Sebuah pesantren yang terletak di kabupaten Kampar ,kota bangkinang itulah yang menjadi pilihan mereka, Akmalpun mendaftar di pesantren tersebut,beberapa lama menjalani test ,pengumumanpun tertera di mading,di antara ribuan pendaftar ,nama akmal terselip di antaranya, akhirnya akmalpun resmi terdaftar sebagai santri di pondok pesantren tersebut.
      
          Menuntut ilmu di pondok pesantren,itu berarti akmal harus menginap di sana ,segala aturan dan peraturan harus ia patuhi dan taati, menjelang keberangkatannya ke pondok pesantren itu’ akmalpun bernaustalgia bersama keluarga tercinta, seminggu lagi saja akmal akan meninggalkan istananya ini, keluarga yang sangat ia sayang,ayah dan ibu tempat nya menopa,adik dan kakak tempatnya berbagi cinta, mereka semua akan ia tinggalkan untuk sementara waktu.
         
          Ransel telah sedia,koper telah tertata,”akmal akan pergi menuju pesantren idaman orang tuanya itu” dengan berat hati,dengan rasa kurang percaya diri,ia langkahkan niat ini dengan belajar untuk ikhlas,ini adalah yang terbaik bagi orang tuaku,maka ini pulalah yang terbaik bagiku!begitu katanya!
        
         Dengan langkah kaki yang pasti ‘ sang ayah mengoyongnya ,mengantarkannya ke pondok pesantren itu,dengan telah terdaftarnya Akmal sebagai santri di pondok pesantren ini, maka kini ia hanya tinggal mencari asrama tempatnya tinggal.ayahnyapun pulang setelah selesai mengurus semua keperluan dan kebutuhannya di pondok, kini tinggal lah ia sendiri merasakan suasana yang serba baru itu.
                        
          Seminggu berlalu Akmal menjadi santri di pondok pesantren ini,ia merasakan perubahan yang amat drastis pada dirinya,mulai dari cuci pakaian sendiri,semua serba sendiri,hingga bangunpun haruslah subuh buta,semua ia jalani dengan penuh rasa syukur,tapi’kesemuanya itu tidak bertahan lama,semuanya itu ia jalani hanya dalam kurun waktu 2 tahun saja.
              
             Terkekang,terikat oleh peraturan-peraturan yang ada,itulah yang membuatnya tak betah bertahan lama di sini,ia ingin pergi jauh dari semua ini,ia ingin hindari peraturan-peraturan itu,ia ingin kabur meninggalkan peraturan yang mengikatkan itu.

        

                Fikiran labil,pergaulan yang tak menentu ,itulah yang menyelimuti di perasaannya, hingga akhirnya ia putuskan untuk mencari sensasi baru ,ia langkahkan kakinya menuju keluar pondok untuk mencari tempat tinggal baru,ia ingin terbang bebas di luar sana,ia ingin mati suri dari peraturan yang ada. Lama berjalan ‘ akhirnya ia menemukan tempat berteduhnya,tempat menghindar dari kekangan itu,sebuah rumah yang tak jauh dari pondok itulah yang menarik hatinya “ ibu Upik” nama pemilik rumah tersebut, sosok ibu yang ramah,baik,apa adanya dan telateh dalam bertindak,rumahnya lah yang menjadi sandarannya sementara.
                               
                  Kelas 3 sudah ia duduki saat ini,Akmal memantapkan pilihan untuk meninggalkan asrama dan ngekost di kediaman ibu Upik, makan,tidur dan bergaul dengan keluarganya ia alami .
           
               Di sinilah mulainya rona kemungkiran dari ridho allah,ia menantang scenario allah,ia acuhakan arahan orang tuanya,namun apalah dayanya,yang hanya sebagai manusia penuh khilaf,ia bergelut di rana bebas pergaulan’ ia merasakan dunia yang penuh warna warni dengan gemerlapnya dunia malam.
         
                Semua  kegiatan pondok ia abaikan’ ia sibuk dengan dirinya sendiri,bermain,berhura,dan berleha yang lebih penting olehnya” alhasil surat panggilan demi surat panggilan meluncur ketangan orang tuanya, Akmal memang anak yang tidak tau binaan.!
         



     Kini ujian nasional (UN) telah di depan mata,mau tidak mau Akmal akan melaksanakan ujian tersebut, untungnya, dewi fortuna masih berpihak padanya’ ia lulus pada ujian tersebut,dan orang tuanyapun berniat ingin memindahkannya kesekolah lain saja,berhubung tingkahnya yang semakin menjadi, iapun kembali pada usulan orang tuanya.
               
          Akmalpun hengkang dari pondok pesantren yang mengagungkan nilai keislaman itu,tadinya Akmal ingin langsung bekerja saja,lantaran orang tuanya berkeinginan menyekolahkannya hingga setinggi mungkin.Akmal hijrah dari kota serambi makkah itu ke salah satu sekolah menengah atas di pangkalan baru kecamatan siak hulu, ia bersekolah di sana dan belajar bak siswa teladan yang berperangai budiman!..
      
                 Apa yang kini ada di fikirannya?”Akmal memang tak menginginkan sekolah pesantren dulunya ,tapi kini setelah ia bersekolah di tempat yang ia inginkan,ia tetap merasa belum puas, ia ingin mencari kegiatan baru di luar sekolah,ia ingin mencari kesibukan di sela-sela sekolahnya.
      
              Beberapa lama bertahap, Akmalpun mulai berfikir luwes ,dan mengerti akan kehidupan yang fana ini,beranjak dari fikiran dewasa,langkah yang positif, ia bertekad untuk mengambil keputusan yang amat memantapkan hati.
       
                 Di sela-sela studinya, ia ingin mencari warna baru di dalam dirinya,ia mencoba untuk menggerakkan tangannya pada seuntai kegiatan.Bang rizal menawarkan kegiatan ringan kepadanya,tentu saja tawaran itu ia terima dengan senang hati ,meskipun dengan upah secukupnya, tapi ia berusaha bergiat mengembangkan kegiatan tersebut, tentu saja kegiatan ini tidak mengganggu sekolahnya.
             

       Pundi-pundi rupiahpun ia dapatkan” Akmal menabung uang tersebut ,meskipun tak seberapa besar, ia berusaha untuk meringankan beban orang tuanya, syukur Alhamdulillah semua menuai hasil .orang tuanyapun bangga dengan keadaannya kini, Akmal kini menjadi apa yang ia inginkan,meski belum apa-apa, tapi ia berusaha menjadi manusia serba guna,dengan hidup yang sekarang ini ,ia bertekad menjadi pejuang keluarga yang berbakti,pergaulanpun yang baik-baik saja. Akmal yakin semua yang terjadi memang ada hikmahnya ‘ roda yang selama ini berputar akan tetap dan selalu berputar, ia sudah cukup memahami sisi luar dari kehidupan yang fana ini.
       
              Orang tua ku sayang “… aku takkan lagi bantah keinginan kalian, aku akan selalu menjadi anak yang berbakti pada kalian, dan terus menjadi anak yang soleh serta merta tak buat sensasi yang meradang restu kalian lagi// . . .


16 november 2012,M.Albar.Jalil 

Thursday, 15 November 2012

Chagiya


Awal perkenalan yang amat menyejukkan hatiku,yaitu saat berkenalan dengan chagiya… seorang gadis remaja yang bekerja sebagai receptionist di sebuah perusahaan ternama  di jawa tengah.


               Pagi itu aku hanya ingin mengantarkan surat rekomendasi dari tempat magang ku yang lama ke tempat chagiya bekerja, ia menyambutku dengan ramah,memperlakukan ku dengan penuh wibawa,awal pertemuan itu sungguh tidak bisa aku lupakan, allah mempertemukan kami dalam waktu yang relative singkat. Mengapa tidak” dalam masa training yang di tetapkan oleh kampusku, hanya 3 bulan,sedangkan 2 bulan berlalu aku telah menyelesaikan training ku di sebuah travel terkemuka di kota gudeg tresebut.

                        Keesokan harinya pihak perusahaan menghubungiku untuk hadir pada hari itu, kulangkahkan kakiku menuju halte bus,dengan transportasi tans jogja aku menuju kesana, pak jumiran kasubsi personalia yang akan aku temui nantinnya,, halte demi halte di lalui akhirnya bus dengan kepatan + - 50-80 km/jam ini tiba di halte terakhir, akupun turun dengan hati-hati,dan berjalan kaki menuju ke sana.
Tak terasa penat di kaki,tak terasa mata berkunang-kunang,akhirnya aku tiba di depan chagiya bertugas, lagi-lagi ia menyambutku riang, aku di persilahkan masuk untuk menemui kasubsi personalia tersebut.dengan langkah kaki yang pasti,baju yang melekat rapi di badanku,aku temui lelaki berkumis tebal nanggung tersebut.


               Pak jumiran mempersilkahkan aku duduk di kursi empuk di depannya, pertanyaan demi pertanyaan di lontarkan kepadaku,akupun menjawab semua pertanyaan yang di lontarkannya tersebut. Setelah proses interviw belangsung, aku harus menungggu informasi darinya.

                            Lusa berlalu namun kabar tak kunjung tiba, sore itu ponsel ku berdering dengan nada ringtoon lagu nidji ku takkan bisa, pertanda panggilan masuk . dengan sopan dan ramah aku menjawab panggilan itu, ternyata panggilan itu dari pak jumiran yang mengbarkan bahwa aku sudah bisa mulai mengikuti training esok hari. Tentu saja tak lupa aku ucapkan terimakasih dan bersyukur kepada allah.
                        

                          Hari-hari aku lalui sedemikian rupa ,berusaha menjadi yang terbaik,bersosialisasi dengan orang-orang baru ku kenal,situasi dan kondisi yang sama sekali belum pernah aku alami sebelumnya . tapi syukur Alhamdulillah mereka sangat-sangat antusias dengan kehadiran ku. Kebaikan dan keramah tamahan mereka sungguh aku rasakan.

                      Beberapa bagian di perusahaan tersebut menjadi makanan sehari-hariku, maklumlah” training bukan hanya sekedar bermain dan hura-hura belaka,aku harus mempelajari semua departmen yang memang telah di tetapkan oleh personalia untuk aku pelajari.

             Apabila aku aku terjadwal di kantor office,maka aku bisa lebih leluasa untuk mendekati chagiya, dengan awal perkenalan itu aku mulai berusaha mendekatkan diri padanya. Bukan hanya sekedar ingin berteman,aku ingin menjadikannya sosok yang istimewa dalam hatiku, tingkahnya yang luwes,style nya yang sederhana,membuat ku semakin penasaran.
                
                   Seiring berjalannya waktu,aku semakin dekat saja dengan nya,apalagi orang-orang hebat di sekeliling ku sangat mendukung kedekatan kami, pucuk di cinta ulampun tiba.
                        
                  Chagiya wanita yang sederhana,bertutur lembut,bergaya seadanya,dan sangat indah di pandang mata. Tadinya aku berfikir” hanya ingin berteman akrab dengannya,tapi semakin lama aku tidak bisa mendustakan  perasaan yang telah ada.  ya. . . aku jatuh cinta pada gadis itu, gadis jawa ini berhasil memikat hatiku.

                   Baru 2 minggu aku menjalani training di perusahaan tempatnya bekerja,aku sudah tidak tahan ingin meluapkan perasaan ku padanya.

                  Lelaki yang jauh di perantauan ini ternyata sedang merasakan nikmatnya jatuh cinta,aku sadar tujuan utama ku datang ke kota sejarah ini bukan untuk mencari kesenangan atau sekedar sensasi belaka,melainkan hanya untuk menuntut ilmu dalam jangka waktu yang di tentukan.

              Minggupun berganti ,ini saatnya aku mengatakan isi hati ini yang sesungguhnya ,aku nekat,aku bertekad dengan rasa percaya diri yang kuat, tak menunggu lama,chagiya pun mengetahui rasa dan perasaanku padanya, tapi entah apa gerangan chagiya meminta waktu luang untuk menjawab semua itu, baiklah! Aku akan sabar dan tenang menunggu keputusan yang nantinya akan di putuskan olehnya.

                         Chagiya memang gadis yang cerdas,mandiri serta taat agama,dulu ia bekerja sbagai staf perusahaan penerbangan ,di bandara adi sucipto Jogjakarta, berhubung jarak tempuh dari rumahnya ke bandara cukup jauh,ia memantapkan pilihannya untuk lebih mendengar saran orang tuanya,yakni bekerja di tempat ayah dan ibunya bekerja. 

          Lama rasanya menuggu jawaban dari chagiya ,akupun berusaha semakin dekat dengannya ,memberinya perhatian khusus,sampai – sampai aku ingin bersilahturahim dengan ibu bapaknya.

          Sore itu aku berniat ingin main kerumah chagiya, yang tak jauh dari tempat kami bergiat,aku dan chagiya pun memutuskan untuk jalan kaki saja, suasana sore di jalan beraspal itu sangat tenang rasanya, burung-burung berkicau berterbangan,matahari tampak mulai ingin kembali pada peraduannya, Background Roro jongrang tak luput dari pandangan mata,karyawan-karyawan yang pulang kerja pun lalau lalang di samping kami berjalan.

             Setibanya di rumah chagiya aku di sambut hangat oleh sang ibu, memang aku sudah lebih dulu mengenal ibunya, ibunya memang bukan seperti ibu lainnya,ia sangat humoris,bertingkah apa adanya, pola pikir yang positif,selalu menebar senyum di setiap kesempatan..tapi ini benar-benar sambutan yang hebat,berselang beberapa lama ,ayahnya pun datang menghampiri, akupun langsung berjabat dengan tangan yang lembut itu,ayahnya memang pendiam,tapi ketika itu aku cukup lama berdialog dengan beliau, lelaki yang paroh baya ini memang sungguh unik,selain mempunyai 2 orang anak gadis yang cantik dan mempunyai istri yang amat mencintainya,ia juga mempunyai hewan ternak yang sengaja ia pelihara,hewan itulah yang ia rawat di sela-sela kesibukannya. 

    Setelah lama terlibat obrolan panjang dengan keluarga nya akupun  berniat untuk pulang, dengan perasaan yang amat tenang aku langkahkan kaki pada jenjang halte yang mana busway telah menunggu kedatangan ku.sedang  duduk tenang di dalam busway ,1 new massage ku terima dari chagiya, ia memberikan jawaban positif padaku tentang yang telah ia janjikan tempo hari.

              Terasa di dalam bus itu bagaikan surga yang di lengkapi pepohonan sejuk,dan di lengkapi buah-buah segar,cintaku di terima olehnya,hatinya masuk kedalam perangkapku, aku tak akan sia-siakannya,aku akan jaga dan rawat ia sepenuh hati, ku akan sayangi dan cintai ia segenap jiwa dan raga.

             Esok bergeser,kamipun resmi berpacaran, senyuman ikhlas chagiya membuatku semakin terpesona,ia benar-benar membuatku mabuk kepayang, kini ia telah menjadi bagian dari hidupku, apapun yang terjadi nantinya kami akan hadapi bersama.

               Sudah 3 minggu berlalu aku training di sana,itu tandanya tinggal 1 minggu lagi aku menjalankan kewajibanku sebagai mahasiswa training di perusahaan itu, waktu yang singkat tersebut itulah yang aku pergunakan sebaik mungkin , ku habiskan waktu bersamanya,ku jalani masa-masa indah itu bersamanya, kami kencan di taman museum,liburan ke pantai,taman sari, keraton jogja,taman pintar,nonton Ramayana ballet,keliling kota jogja,mengunjungi sanmor,bahkan nangkring di alun-alunpun kami rasakan, bila mengenang itu semua aku teringat masa itu kami berencana ingin mencicipi semangkok  wedang ronde, yang mana memang telah menjadi buming pada masanya, 2 bulan lebih aku menginjakkan kaki di kota pelajar ini,aku belum pernah mencoba yang namanya wedang ronde, itulah sebabnya aku ingin sekali mencicipinya, setibanya di alun-alun utara, kamipun memarkirkan kendaraan,memesan wedang ronde yang nantinya akan kami nikmati bersama, semangkok wedang ronde untukku telah siap saji,kini saatnya aku menyantap makanan yang khas di kota budaya itu, sungguh memalukan! aku tak kuasa menahan rasa wedang ronde ini, rasanya sangat menggatalkan lidahku,tenggorokan ku seolah tak ingin menyampaikan rasa tersebut pada lambung perutku, tapi …deguk demi deguk wedang ronde itu masuk juga kedalam perutku, lambung pun mengalami rasa mual dan tidak enak, bak gulita yang menyemburkan zat pewarna , lambungpun memuntahkan isinya..sungguh sangat menggetarkan rasa,akupun tersimpuh malu,mata memerah,perut bercekik,konsentrasi menjadi buyar, sudahlah ! aku tak ingin lagi mencobanya, kamipun sesegera mungkin meninggalkan tempat itu, benar-benar pengalaman yang membuat aku geli.

                 Beberapa lama bertahap akhirnya selesai sudah kisah perjalanan singkatku di kota Jogjakarta ini,kota yang penuh sejarah ,kota yang penuh budaya,kota yang penuh wisata, kota yang penuh cinta dan kasih sayang tentunya. Aku harus kembali menyelesaikan perkuliahanku, di tengah ranah binah kehidupan yang ku alami, kini aku harus berfikiran jernih,semua memang hanya bersifat sementara, tapi tak lantas aku akan melupakan chagiya ku,aku akan tetap mengenang nya,aku akan kembali pada waktu yang telah terencana,chagiya akan tetap menjadi pendamping setiaku,aku sangat menyayanginya,bahkan selalu mendambakannya.

                Chagiya memang sangat indah di pandanganku,gadis sederhana,yang berlogat sangat sopan,ramah tamah dan beriman kepada allah SWT, chagiya juga gadis penggila korea, negri sakura tersebut berhasil memikat hatinya,sejak kecil ia sudah sangat suka dengan korea,chagiya juga gadis yang cerdas,dewasa,tajam akan langkah  yang positif,ia juga anak pertama dari 2 bersaudara,sangat berbeda dengan sang adik yang lebih condong ke dunia model, di korea sana,chagiya adalah paggilan sayang untuk seorang gadis yang di sayangi”begitu katanya” itu sebabnya aku memanggilnya chagiya,sedangkan ia memanggilku oppa,yang berarti sebaliknya sedangkan nama asli chagiya adalah Rezalia Nourmala,sungguh nama yang indah.

            Semua telah selesai, tanda tangan pimpinanpun telah menempel di setifikat,kini saatnya aku bergegas kembali ke kota asalku, kembali melanjutkan perkuliahan.



                   Chagiya …oppa datang untuk menjadi yang terbaik,oppa kembali utuk menjadi yang terbaik pula, jodoh takkan kemana’ allah selalu bersama kita,yakinkan di hati semua akan baik-baik saja,,aku selalu berdoa agar dapat kembali merasakan masa-masa bersama chagiya, masa indah yang amat tenang, masa yang dulu pernah kita rajut bersama,serta masa –masa unik yang pernah kita bina bersama.

                                      Chagiya... jaga dirimu baik-baik, jangan telat makan lagi’ nanti chagiya bisa sakit,oppa akan selalu merindukan chagiya,,,
ibu,bapak,dan nia” oppa titip mereka ya??”  temani mereka selalu, bahagiakan mereka,buat mereka tersenyum selalu…..
Oppa sayang chagiya}









Wednesday, 14 November 2012

IBU WENNING

Belum lama rasanya bercengkrama dengan mereka,jogjajakarta ,kota tempat aku mengenyam ilmu selama 3 bulan,di kota ini pula aku menemukan banyak pengalaman,warna warni kehidupan serta merta merasakan lucunya negeri ini.Salah satu nya Ibu Wenning ,sesosok ibu yang tegar,displin,serta bertanggung jawab pada keluarga. Ibu Wenning adalah seorang janda yang mempunyai 3 orang anak. suami yang seharusnya menjadi tonggak di dalam keluarga ,yang seharusnya menjadi penopang bagi anak istri, tapi tidak bagi suami ibu wenning,ia lebih memilih meninggalkan keluarga tercinta dan pergi bersama wanita lain, namun’ tak lantas membuat ibu wenning menderita,ia tetap bijaksana dalam mengambil keputusan.Dengan adanya anak-anak ia merasa bersemangat dalam menjalani hidup, ia tak ingin larut dalam kegunda gulauan,ia tak ingin menghancurkan ke 3 buah hatinya.. Bekerja,mencari nafkah,menafkahi lahir bathin keluarga,itu semua di lakoni olehnya,menjadi ibu sekaligus menjadi ayah bgi anak-anaknya itu sudah di fikirkan nya matang.Baginya' anak-anak adalah harta yang paling berharga yang ia miliki,biar ia tak bahagia,yang penting anak bahagia,biar ia tak makan,asalkan anak makan,biar ia tak sukses,asalkan anak sukses, pada intinya ia berharap agar anak-anaknya kelak tak sepertinya,Ibu Wenning bekerja sebagai staf office di PT.Taman wisata candi prambanan,pekerjaan inilah yang menopa hidupnya dan anak-anak,selain menjadi staf office di PT.Taman wisata candi prambanan,ia mencoba menjalankan usaha kecil lainnya,agar anak-anak dapat hidup layak dan sejahtera.Apapun akan di lakukan demi buah hati tercinta, bagi Ibu Wenning,yang berlalu biarlah berlalu,kini saatnya ia hidup mandiri’tanpa belas kasihan orang, ia tetap berjuang membawa seuntai keyakinan.Berpijak pada keyakinan yang tepat,bergantung pada dinding kesabaran yang kokoh,ia bertekad untuk menjadi yang terbaik bagi anak-anak nya dan orang banyak. Ibu wenning adalah orang yang baik,mempunyai karakter riang,senang besenda gurau,selalu ceria di setiap harinya,tak peduli akan status ,tak peduli akan apa kata orang tentang nya, ia tetap berjuang penuh semangat ,meraih masa depan yang lebih cerah bersama kebanggaan hatinya. Teringat aku sewaktu masih berada di sana ,ia sangat baik terhadapku,ia perlakukan aku bak anak kandung nya sendiri, tatapan mata nya yang binar,memancarkan rasa sayang yang amat mendalam,Apabila siang tiba ia mengajakku untuk makan siang di ruangannya,ia memberikan makanan seadanya padaku,dengan senang hati aku ikut bergabung untuk makan di meja kerjanya, layaknya ibu dan anak yang sedang menyantap makanan bersama. Masih ku ingat pula Tupperware pemberiannya,kebetulan ibu Wenning suka mempergunakan paralatan-peralatan Tupperware lainnya ,dan ia telah menjadi member pada perusahaan terkait, maka dari itu ‘ Ibu Wenning memberiku 1 Tupperware cantik yang sampai sekarang masih ku simpan. Setelah tiba saatnya aku untuk pulang ke daerah asalku,hati ini berat untuk meningggalkan mereka yang ku sayang, Ibu Wenning sudah ku anggap seperti orang tua ku sendiri,ia juga sukar membantu segala kesusah payahan yang ku alami selama ku training di PT.Taman wisata candi prambanan. Mau tidak mau aku harus meniggalkan mereka yang ku sayang, tapi bukan berarti aku melupakan mereka selamanya, aku harus melanjutkan perkuliahan di kota asalku, jika umur panjang,jika tak ada arah melintang aku akan temui mereka-mereka yang telah melukis fenomena kehidupan di dalam ragaku, Terimakasih Ibu Wenning’terimakasih semua .Ibu harus tetap kuat ,aku salut pada ketegaran ibu, senyuman yang sama sekali tak mengisyaratkan kepunahan,tetap ibu pelihara..Saya banyak belajar dari Ibu Wenning, tentang kehidupan yang fana ini, tentang pahit manis kehidupan ,serta  keselarasan menjalani hidup. Suatu saat nanti ,allah akan mempertemukan kita kembali, silahturahmi bersama ibu akan selalu aku rindukan….amiin!!!


Tuesday, 13 November 2012

SAHABAT KECILKU"
terimakasih untuk malam ini,kau hadirkan kembali pelangi itu dalam diriku
kau lukis pelangi itu dengan warna keikhlasan, agar aku tak jenuh memandang nya
kau tebarkan pesona keindahan di setiap warna itu,agar aku tenang menatapnya
kini! biarkanlah pelangi itu menjadi saksi bisu antara kau dan aku

Muhammad Albar Jalil