Wednesday, 14 November 2012

IBU WENNING

Belum lama rasanya bercengkrama dengan mereka,jogjajakarta ,kota tempat aku mengenyam ilmu selama 3 bulan,di kota ini pula aku menemukan banyak pengalaman,warna warni kehidupan serta merta merasakan lucunya negeri ini.Salah satu nya Ibu Wenning ,sesosok ibu yang tegar,displin,serta bertanggung jawab pada keluarga. Ibu Wenning adalah seorang janda yang mempunyai 3 orang anak. suami yang seharusnya menjadi tonggak di dalam keluarga ,yang seharusnya menjadi penopang bagi anak istri, tapi tidak bagi suami ibu wenning,ia lebih memilih meninggalkan keluarga tercinta dan pergi bersama wanita lain, namun’ tak lantas membuat ibu wenning menderita,ia tetap bijaksana dalam mengambil keputusan.Dengan adanya anak-anak ia merasa bersemangat dalam menjalani hidup, ia tak ingin larut dalam kegunda gulauan,ia tak ingin menghancurkan ke 3 buah hatinya.. Bekerja,mencari nafkah,menafkahi lahir bathin keluarga,itu semua di lakoni olehnya,menjadi ibu sekaligus menjadi ayah bgi anak-anaknya itu sudah di fikirkan nya matang.Baginya' anak-anak adalah harta yang paling berharga yang ia miliki,biar ia tak bahagia,yang penting anak bahagia,biar ia tak makan,asalkan anak makan,biar ia tak sukses,asalkan anak sukses, pada intinya ia berharap agar anak-anaknya kelak tak sepertinya,Ibu Wenning bekerja sebagai staf office di PT.Taman wisata candi prambanan,pekerjaan inilah yang menopa hidupnya dan anak-anak,selain menjadi staf office di PT.Taman wisata candi prambanan,ia mencoba menjalankan usaha kecil lainnya,agar anak-anak dapat hidup layak dan sejahtera.Apapun akan di lakukan demi buah hati tercinta, bagi Ibu Wenning,yang berlalu biarlah berlalu,kini saatnya ia hidup mandiri’tanpa belas kasihan orang, ia tetap berjuang membawa seuntai keyakinan.Berpijak pada keyakinan yang tepat,bergantung pada dinding kesabaran yang kokoh,ia bertekad untuk menjadi yang terbaik bagi anak-anak nya dan orang banyak. Ibu wenning adalah orang yang baik,mempunyai karakter riang,senang besenda gurau,selalu ceria di setiap harinya,tak peduli akan status ,tak peduli akan apa kata orang tentang nya, ia tetap berjuang penuh semangat ,meraih masa depan yang lebih cerah bersama kebanggaan hatinya. Teringat aku sewaktu masih berada di sana ,ia sangat baik terhadapku,ia perlakukan aku bak anak kandung nya sendiri, tatapan mata nya yang binar,memancarkan rasa sayang yang amat mendalam,Apabila siang tiba ia mengajakku untuk makan siang di ruangannya,ia memberikan makanan seadanya padaku,dengan senang hati aku ikut bergabung untuk makan di meja kerjanya, layaknya ibu dan anak yang sedang menyantap makanan bersama. Masih ku ingat pula Tupperware pemberiannya,kebetulan ibu Wenning suka mempergunakan paralatan-peralatan Tupperware lainnya ,dan ia telah menjadi member pada perusahaan terkait, maka dari itu ‘ Ibu Wenning memberiku 1 Tupperware cantik yang sampai sekarang masih ku simpan. Setelah tiba saatnya aku untuk pulang ke daerah asalku,hati ini berat untuk meningggalkan mereka yang ku sayang, Ibu Wenning sudah ku anggap seperti orang tua ku sendiri,ia juga sukar membantu segala kesusah payahan yang ku alami selama ku training di PT.Taman wisata candi prambanan. Mau tidak mau aku harus meniggalkan mereka yang ku sayang, tapi bukan berarti aku melupakan mereka selamanya, aku harus melanjutkan perkuliahan di kota asalku, jika umur panjang,jika tak ada arah melintang aku akan temui mereka-mereka yang telah melukis fenomena kehidupan di dalam ragaku, Terimakasih Ibu Wenning’terimakasih semua .Ibu harus tetap kuat ,aku salut pada ketegaran ibu, senyuman yang sama sekali tak mengisyaratkan kepunahan,tetap ibu pelihara..Saya banyak belajar dari Ibu Wenning, tentang kehidupan yang fana ini, tentang pahit manis kehidupan ,serta  keselarasan menjalani hidup. Suatu saat nanti ,allah akan mempertemukan kita kembali, silahturahmi bersama ibu akan selalu aku rindukan….amiin!!!


No comments:

Post a Comment