Friday, 16 November 2012

Skenario Lukisan Penuh Hikmah


       Selama 6 tahun sudah akmal menyelesaikan sekolah dasar ,iapun melanjutkan kejenjang berikutnya ,pilihan demi pilihan sekolah menyelinap di benaknya,mulai dari SMP NEGRI favorit,hingga SMP SWASTA favorit,namun itu semua di tantang oleh kedua orang tuanya,mereka lebih mengnginkan Akmal mengenyam ilmu di pondok pesantren saja,karena mereka ingin sang anak mendalami ilmu agama,iapun tak dapat berkila dan membantah, baginya restu orang tua adalah restu illahi,maka dari itu ‘akmal bertekad lebih mendengarkan dan mengikuti semua saran orang tua.


        Sebuah pesantren yang terletak di kabupaten Kampar ,kota bangkinang itulah yang menjadi pilihan mereka, Akmalpun mendaftar di pesantren tersebut,beberapa lama menjalani test ,pengumumanpun tertera di mading,di antara ribuan pendaftar ,nama akmal terselip di antaranya, akhirnya akmalpun resmi terdaftar sebagai santri di pondok pesantren tersebut.
      
          Menuntut ilmu di pondok pesantren,itu berarti akmal harus menginap di sana ,segala aturan dan peraturan harus ia patuhi dan taati, menjelang keberangkatannya ke pondok pesantren itu’ akmalpun bernaustalgia bersama keluarga tercinta, seminggu lagi saja akmal akan meninggalkan istananya ini, keluarga yang sangat ia sayang,ayah dan ibu tempat nya menopa,adik dan kakak tempatnya berbagi cinta, mereka semua akan ia tinggalkan untuk sementara waktu.
         
          Ransel telah sedia,koper telah tertata,”akmal akan pergi menuju pesantren idaman orang tuanya itu” dengan berat hati,dengan rasa kurang percaya diri,ia langkahkan niat ini dengan belajar untuk ikhlas,ini adalah yang terbaik bagi orang tuaku,maka ini pulalah yang terbaik bagiku!begitu katanya!
        
         Dengan langkah kaki yang pasti ‘ sang ayah mengoyongnya ,mengantarkannya ke pondok pesantren itu,dengan telah terdaftarnya Akmal sebagai santri di pondok pesantren ini, maka kini ia hanya tinggal mencari asrama tempatnya tinggal.ayahnyapun pulang setelah selesai mengurus semua keperluan dan kebutuhannya di pondok, kini tinggal lah ia sendiri merasakan suasana yang serba baru itu.
                        
          Seminggu berlalu Akmal menjadi santri di pondok pesantren ini,ia merasakan perubahan yang amat drastis pada dirinya,mulai dari cuci pakaian sendiri,semua serba sendiri,hingga bangunpun haruslah subuh buta,semua ia jalani dengan penuh rasa syukur,tapi’kesemuanya itu tidak bertahan lama,semuanya itu ia jalani hanya dalam kurun waktu 2 tahun saja.
              
             Terkekang,terikat oleh peraturan-peraturan yang ada,itulah yang membuatnya tak betah bertahan lama di sini,ia ingin pergi jauh dari semua ini,ia ingin hindari peraturan-peraturan itu,ia ingin kabur meninggalkan peraturan yang mengikatkan itu.

        

                Fikiran labil,pergaulan yang tak menentu ,itulah yang menyelimuti di perasaannya, hingga akhirnya ia putuskan untuk mencari sensasi baru ,ia langkahkan kakinya menuju keluar pondok untuk mencari tempat tinggal baru,ia ingin terbang bebas di luar sana,ia ingin mati suri dari peraturan yang ada. Lama berjalan ‘ akhirnya ia menemukan tempat berteduhnya,tempat menghindar dari kekangan itu,sebuah rumah yang tak jauh dari pondok itulah yang menarik hatinya “ ibu Upik” nama pemilik rumah tersebut, sosok ibu yang ramah,baik,apa adanya dan telateh dalam bertindak,rumahnya lah yang menjadi sandarannya sementara.
                               
                  Kelas 3 sudah ia duduki saat ini,Akmal memantapkan pilihan untuk meninggalkan asrama dan ngekost di kediaman ibu Upik, makan,tidur dan bergaul dengan keluarganya ia alami .
           
               Di sinilah mulainya rona kemungkiran dari ridho allah,ia menantang scenario allah,ia acuhakan arahan orang tuanya,namun apalah dayanya,yang hanya sebagai manusia penuh khilaf,ia bergelut di rana bebas pergaulan’ ia merasakan dunia yang penuh warna warni dengan gemerlapnya dunia malam.
         
                Semua  kegiatan pondok ia abaikan’ ia sibuk dengan dirinya sendiri,bermain,berhura,dan berleha yang lebih penting olehnya” alhasil surat panggilan demi surat panggilan meluncur ketangan orang tuanya, Akmal memang anak yang tidak tau binaan.!
         



     Kini ujian nasional (UN) telah di depan mata,mau tidak mau Akmal akan melaksanakan ujian tersebut, untungnya, dewi fortuna masih berpihak padanya’ ia lulus pada ujian tersebut,dan orang tuanyapun berniat ingin memindahkannya kesekolah lain saja,berhubung tingkahnya yang semakin menjadi, iapun kembali pada usulan orang tuanya.
               
          Akmalpun hengkang dari pondok pesantren yang mengagungkan nilai keislaman itu,tadinya Akmal ingin langsung bekerja saja,lantaran orang tuanya berkeinginan menyekolahkannya hingga setinggi mungkin.Akmal hijrah dari kota serambi makkah itu ke salah satu sekolah menengah atas di pangkalan baru kecamatan siak hulu, ia bersekolah di sana dan belajar bak siswa teladan yang berperangai budiman!..
      
                 Apa yang kini ada di fikirannya?”Akmal memang tak menginginkan sekolah pesantren dulunya ,tapi kini setelah ia bersekolah di tempat yang ia inginkan,ia tetap merasa belum puas, ia ingin mencari kegiatan baru di luar sekolah,ia ingin mencari kesibukan di sela-sela sekolahnya.
      
              Beberapa lama bertahap, Akmalpun mulai berfikir luwes ,dan mengerti akan kehidupan yang fana ini,beranjak dari fikiran dewasa,langkah yang positif, ia bertekad untuk mengambil keputusan yang amat memantapkan hati.
       
                 Di sela-sela studinya, ia ingin mencari warna baru di dalam dirinya,ia mencoba untuk menggerakkan tangannya pada seuntai kegiatan.Bang rizal menawarkan kegiatan ringan kepadanya,tentu saja tawaran itu ia terima dengan senang hati ,meskipun dengan upah secukupnya, tapi ia berusaha bergiat mengembangkan kegiatan tersebut, tentu saja kegiatan ini tidak mengganggu sekolahnya.
             

       Pundi-pundi rupiahpun ia dapatkan” Akmal menabung uang tersebut ,meskipun tak seberapa besar, ia berusaha untuk meringankan beban orang tuanya, syukur Alhamdulillah semua menuai hasil .orang tuanyapun bangga dengan keadaannya kini, Akmal kini menjadi apa yang ia inginkan,meski belum apa-apa, tapi ia berusaha menjadi manusia serba guna,dengan hidup yang sekarang ini ,ia bertekad menjadi pejuang keluarga yang berbakti,pergaulanpun yang baik-baik saja. Akmal yakin semua yang terjadi memang ada hikmahnya ‘ roda yang selama ini berputar akan tetap dan selalu berputar, ia sudah cukup memahami sisi luar dari kehidupan yang fana ini.
       
              Orang tua ku sayang “… aku takkan lagi bantah keinginan kalian, aku akan selalu menjadi anak yang berbakti pada kalian, dan terus menjadi anak yang soleh serta merta tak buat sensasi yang meradang restu kalian lagi// . . .


16 november 2012,M.Albar.Jalil 

No comments:

Post a Comment